Merupakan blog yang berisi sebagian kecil dari pemikiran penulis yang masih dalam tahap belajar

Senin, Mei 16, 2016

The Great Man Theory and Trait Theory

The Great Man Theory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang (individu) yang memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungannya karena memiliki charisma, kecerdaan, kebijaksanaan atau keterampilan politik yang dimanfaatkan dalam mencapai kekuasaan. Carlyle menyatakan keyakinan bahwa great man membentuk sejarah melalui diri mereka sendiri dan ilham Tuhan. Namun pendapat tersebut dikritisi oleh Herbert Spencer bahwa the great man merupakan produk dari lingkungan social.

“You must admit that the genesis of a great man depends on the long series of complex influences which has produced the race in which he appears, and the social state into which that race has slowly grown.... Before he can remake his society, his society must make him.”
- Herbert Spencer,The Study of Sociology(Wikipedia)

Kartini Kartono dalam bukunya membagi definisi teori ini dalam dua poin, yaitu seorang pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya dan yang kedua dia ditakdirkan lahir menjadi seorang pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. James (1980), menyatakan bahwa setiap jaman memiliki pemimpin besar. Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan serta menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat ke arah yang berlawanan. Teori kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencakup studi pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar turun-temurun. Sangat sedikit orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan, maka muncullah seorang manusia yang luar biasa dan memecahkan masalah. Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah orang laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Bahkan para peneliti adalah orang laki-laki juga, yang menjadi alasan untuk nama teori tersebut “great man”. Konsep kepemimpinan pada teori ini yang disebut orang besar adalah atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin atau sifat personal, yang membedakan antara pemimpin dan pengikutnya.  (Ardiprawiro, 2013).

Kemauan dan tindakan mereka telah menimbulkan perubahan dan dampak besar pada masyarakat. Hal inilah yang biasa disebut dengan asas voluntarisme dan individualisme. Dalam bahasa Carlyle disebut dengan heroic determinism. Teori heroic determinism digambarkan dengan pernyataannya: “sejarah alam, sejarah apa yang telah dilakukan manusia di dunia ini, pada dasarnya adalah sejarah manusia besar yang telah bekerja di sini.” (Esha, 2014). Terdapat dua hal penting yang menjadikan seseorang menjadi orang besar, yaitu: kekuatan intelektual untuk memahami realitas dan kemampuan bertindak yang tepat. Seseorang yang mengubah sejarah bukan hanya seorang intelektual yang bergulat dengan konsep dan gagasan besar. Ia harus dapat menangkap realitas. Harus mengerti apa yang terjadi pada zamannya. Di samping itu, perubahan yang terjadi bukan semata-mata karena kemampuan intelektualnya, melainkan karena kemampuan bertindaknya. Manusia besar adalah man of action‟ dan bukan sekedar „man of thoughts‟ (Rahmat, 2005).  

Trait Theory
Trait merupakan sesuatu yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki seseorang yang dapat diubah (wikipedia). Jadi sifat yang dimiliki seseorang bukan merupakan bawaan dari lahir namun muncul setelah orang tersebut lahir dan mendapat pengaruh dari lingkungan.
Teori ini mengatakan bahwa efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh sifat/karakter yang dimiliki pemimpin tersebut sehingga memusatkan pada pemimpin itu sendiri. Trait theory menjelaskan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan diciptakan, dimana ketika seseorang dilahirkan, ia akan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang tidak ditakdirkan menjadi seorang pemimpin, ia memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain yang bukan digariskan menjadi pemimpin. Jadi dalam Trait Theory yang ditonjolkan adalah fungsi-fungsi kualitas individu (sifat-sifat individu) yang menjadikan pemimpin tersebut menjadi cermin bagi orang lain atau dengan kata lain karakteristik dan kualitas individu yang menjadi pembeda antara pemimpin satu dengan pemimpin yang lainnya, misalnya Hitler, Sukarno, Mussolini, Mahatma Gandhi yang dipelajari secara khusus sehingga menjadikan mereka menonjol sebagai seorang pemimpin (Suharnomo, 2004).

Teori ini muncul tahun 1920 dari beberapa penelitian yang melakukan identifikasi karakteristik umum dari effective leaders. Trait Theory dipelopori oleh Gordon W. Allport dan Hans J. Eysenck serta beberapa ahli lainnya. Allport menjelaskan bahwa dalam suatu kepribadian seseorang didasari oleh suatu sifat dasar yang menyatukan dan mengintegrasikan setiap perilaku seseorang. Namun walaupun orang tersebut memiliki sifat yang sama belum tentu orang tersebut menampilkan perilaku / tindakan yang sama pula sehingga hal itulah yang menjadikan setiap orang itu berbeda (unik). Menurut Allport perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan serta pengaruh campuran antara factor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian. Trait Theory merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi bahwa trait merupakan suatu pikiran, perasaan dan tindakan yang membedakan satu orang (pemimpin) dengan orang (pemimpin) lain sehingga trait tersebut relative stabil dan konsisten dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi; trait akan menetap selama kehidupan inidvidu, namun karakteristik tingkah laku akan berubah akibat dari adanya proses adaptif, perbedaan kekuatan serta kombinasi antara trait yang ada (Saepudin, 2009).
Teori sifat yang dihasilkan muncul dengan kecenderungan bahwa semakin banyak peningkatan variabel karakteristik yang dianggap menjamin kesuksesan seseorang pemimpin dari tahun ke tahun. Sifat atau karakteristik umum pemimpin sukses, meliputi :
  1. Daya Dorong (drive) yang kuat untuk terus berprestasi
  2. Memiliki kejujuran dan integritas sehingga pemimpin tersebut dapat dipercaya, handal dan terbuka
  3. Memiliki motivasi untuk mempengaruhi seseorang dalam mencapat tujuan
  4. Kemampuan kognitif kecerdasan dalam menginterpresi dan mengintegrasikan informasi
  5. Pengetahuan Bisnis yang luas
  6. Kreativitas dalam memunculkan ide orisinil
  7. Fleksibilitas dalam beradaptasi pada bawahan dan lingkungan
  8. Kepercayaan diri terhadap kemampuan dirinya (Suharnomo, 2004).
Sifat/karakteristik di atas mengarah pada kesempurnaan sehingga sangat sulit dipenuhi oleh pemimpin yang memimpin. Sehingga teori ini memilki kelemahan diantaranya:
  1. Terlampau banyak sifat – sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
  2. Mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektifitas pemimpin
  3. Tidak semua ciri cocok untuk segala situasi
  4. Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa sebenarnya yang dilakukan oleh seoarang pemimpin (Ardiprawiro, 2013).

Pustaka
Suharnomo. 2004. Trait theory, persepsi kesempurnaan manusia dan krisis figur pemimpin: model subtitusi kepemimpinan sebagai alternatif. J. Studi Manajemen dan Organisasi. 1(1): 41 – 50.
Ardiprawiro. 2013. Teori Organisasi Umum 2. Universitas Gunadarma.
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Karakter (diakses tanggal 14 Mei 2016).
Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Man_theory (diakses tanggal 15 Mei 2016).
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Rekayasa Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Esha, M. I. 2014. Reaktualisasi “kepemimpinan klasik” di era demokrasi deliberatif. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang


Share:

Tips Liburan (Ed Jogjakarta)

Baiklah disini aku akan berbagi sedikit tips dan juga cerita bagaimana liburan di Jogjakarta.

Setiap kali aku dan teman-temanku menyusun rencana untuk main, kumpul atau apapun itu pasti tidak jadi atau gatot kecuali acara tersebut bersifat dadakan. Dadakan..? maksudnya acara tersebut direncakan H-2 atau H-1 sebelum acara tersebut benar-benar terealisasikan. Nah akibat dari dadakan tersebut pastinya bereffect tidak baik pada acaranya misal jalan-jalan.

Misalnya saja kemarin hari Jumat tanggal 6 Mei 2016 aku berencana untuk main ke Jogja merefresh pikiran karna stress akibat tugas kuliah yang numpuk.  Jalan – jalan ke Jogja tersebut memang sangat berkesan bukan hanya karna puas pada tempat wisata yang kami kunjungi tapi juga hal-hal lain yang kalau dipikir-pikir sangatlah lucu, ceroboh dan konyol.

Ok untuk menghindari atau meminimalisir kejadian tak terduga saat jalan-jalan bareng sama temen-temen kalian langsung aja nih aku kasih sedikit tips yang aku dapat dari pengalaman jalan-jalan dadakan ke Jogja kemarin :

1.  Sebelum berangkat ke tempat tujuan ajak teman yang bener-bener kamu percaya. Singkat cerita kemarin aku ajak temen cowok, aku awalnya memang gak yakin sama dia tapi aku berpikir kalau dia sudah berubah karena sudah tambah umur dan pastinya tambah dewasa. Tapi semua itu nihil..tiba-tiba pagi hari saat di jalan menuju stasiun aku mendapat pesan dari dia bahwa dia tidak jadi ikut dengan alasan yang gak logis sama sekali. Alhasil aku dan temenku cewek berhenti dijalan dan bingung mau ngapain akhirnya kita berdua memutuskan untuk putar balik dan ajak 2 teman cewek kami yang awalnya tidak ikut karena tidak ada uang. Alhamdulillah mereka mau dan kami berangkat ber-4. Aku sangat menyesal ngajak cowok itu dan gak akan ngajak dia lagi…!!!!!

2. Jangan dadakan kalau punya rencana main ke tempat jauh. Rencakan dulu kalian mau ngunjungin apa, pakai transportasi apa, budgetnya berapa dan jangan lupa lihat berita terkini baik itu tentang keadaan lokasi macet atau gak ataupun tentang curah hujan. Gak lucukan..main jau-jauh ehh ternyata hujan dan lupa gak bawa payung.
3. Siapin semua peralatan yang nantinya kamu perluin ditujuanmu nanti. Misal jalan-jalan tak seru bila gak bawa kamera jadi siapin kamera yang yahudd buat ngabadiin momen kalian di sana nanti. Aduh aku gak punya kamera nih....jangan khawatir kalian pasti punya smartphone kan dan pati kamera kalian diatas 5MP itu udah cukup koq...
4. Jangan lupa juga nyiapin baterai cadangan atau Power Bank...Gak asik kalian punya kamera keren, Smartphone canggih..ehh ternyata gak ada baterainya.
5.  Manfaaitin GPS smartphone kalian bila kalian bingung cari jalan atau yang paling gampang KALIAN JANGAN MALU BERTANYA bila kalian tersesat atau bingung spot yang bagus buat selfie.
6.   Kamu harus perhitungan dalam gunain uangmu. Jangan sampai kamu beli semua barang padahal kamu gak terlalu butuh, bawa uang secukupnya aja. 
7. Jika kamu ke tempat belanja kamu harus pandai nawar. Biasanya ditempat wsata para pedagang bisa naikin harga beberapa kali lipat jika kalian gak peka kalian bakan nyesel usai sampai di rumah nanti.
8.   Nikmatin sensasi jalan kaki. jika kamu jalan-jalan ditempat wisata yang kiranya itu satu kompleks misal kompleks malioboro gak usah naik becak, delman atau nyewa motor dengan kamu nyewa kendaraan itu aku jamin kamu gak tahu keseruan/sensasi yang sebenernya kecuali itu ada kesalahan teknis.
Ok sekian dari aku..moga bermanfaat for you guyssss....



Share:

Kategori

I'am ASRI ASTUTI

Aku sedang menempuh studi S1 Teknologi Pangan di Universitas Diponegoro sejak tahun 2015. Aku alumni SMAN 1 NOGOSARI yang bertempat di Kecamatan Nogosari, Kab Boyolali. Aku sangat bersemangat jika membicarakan mengenai teknologi tetapi rasa malas yang ada masih lebih besar merasuki tubuh ini. Jadi dengan adanya blog ini sebagai pemacu semangatku dan wadah untuk belajar.
Diberdayakan oleh Blogger.